Minggu, 06 Januari 2013

LINGKUNGAN PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikansangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukurannormatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dandipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, danmasyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yangmaksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dicoba untuk membahas dan menjabarkan tentang
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan
2. Jenis Lingkungan Pendidikan
3. Fungsi Lingkungan Pendidikan










BAB I
PEMBAHASAN

A.Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung, (Manusia dan lingkungan fisik). Semua keadaan lingkungan tersebut berperan dan memberikan kontribusi terhadap proses peningkatan kualitas pendidikan dan atau kualitas lulusan pendidikan. Perhatian Top Manajemen (Kepala Sekolah) seharusnya berupaya untuk mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memanfaatkannya seoptimal mungkin, sehingga semua sumber tersebut memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Salah satu sumber yang perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid, termasuk stakeholders.

Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di
sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat.

Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauhmana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indicator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besara bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah. Hal ini secara tegas dinyatakan oleh Husen dalam penelitiannya bahwa siswa dapat belajar banyak karena dirangsang oleh pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dan akan berhasil dengan baik berkat usaha orang tua mereka dalam memberikan dukungan. Di negara-negara maju, sekolah memang dikreasikan oleh masyarakat, sehingga mutu sekolah menjadi pusat perhatian mereka dan selalu mereka upayakan untuk dipertahankan. Hal ini dapat terjadi karena mereka sudah meyakini bahwa sekolah merupakan cara terbaik dan meyakinkan untuk membina perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. Mengingat keyakinan yang tinggi akan kemampuan sekolah dalam pembentukan anak-anak mereka dalam membangun masa depan yang baik tersebut membuat Mereka berpartisipasi secara aktif dan optimal mulai dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah, karena kesadaran yang tinggi dari masyarakat yang bersangkutan.

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhikelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya.Lingkungan dibedakan menajdi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orangyang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupaudara, meja kursi, papantulis, gedungsekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya danmasyarakat.Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai factor lingkunganyang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagailingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian darilingkungan sosial.
B.Jenis Lingkungan Pendidikan
  1. Lingkungan alam; adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang berada di luar diri anak yang bukan manusia, seperti tumbuh-tumbuhan, iklim, air, gedung, dan rumah.

  1. Lingkungan sosial; adalah semua manusia yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut. Teman sekolah, teman sejawat, atau orang sekitar tempat tinggal merupakan lingkungan sosial yang bersifat langsung. Sedangkan program-program televisi, radio, surat kabar atau media cetak lainnya termasuk lingkungan sosial tidak langsung.

    • Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, dapat dibedakan atas: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
    • Sedangkan menurut Langeveld adalah keluarga, sekolah, dan negara.
    • Dan menurut Ki Hajar Dewantara adalah : keluarga, sekolah, dan perkumpulan pemuda (dikenal dengan sebutan Tri Centra atau Tri Pusat Pendidikan).
Keluarga sebagai lembaga pendidikan mempunyai fungsi sebagai: pendidik pertama, pendidik utama, dan informal.
1. Fungsi sekolah:
    • Sebagai pusat, lembaga, lingkungan pendidikan, wiyata mandala yang berfungsi untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terencana, tertib dan teratur.
    • Sekolah berfungsi sosialisasi; adalah suatu proses dimana kita Sempelajari cara-cara hidup bermasyarakat.
    • Sebagai konservatori dan transmisi nilai-nilai budaya.
    • Sebagai miniatur masyarakat, artinya sekolah hendaknya menggambarkan kehidupan dari masyarakat.
    • Sebagai masyarakat yang ideal, artinya bahwa dalam masyarakat terdapat berbagai corak kehidupan yaitu mempunyai nilai baik dan buruk.
2. Aliran Klasik dalam pendidikan:
- Empirisme (John Lock 1622-1700 Inggris); bahwa perkembangan pribadi anak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
- Nativisme (Arthur Schopenhauer 1788-1860 Yunani); bahwa hasil akhir pendidikan dan perkembangan ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak lahir.
- Naturalisme (J.J. Rouseau 1712-1778 Perancis); bahwa pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik dengan sendirinya, serahkan saja pada alam.
- Konvergensi (William Stern 1871-1939 Jerman); bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan seakan-akan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.

3. Aliran Baru dalam pendidikan:
- pengajaran alam sekitar
Konsespi: manusia hidup dalam lingkungan tertentu dan terikat pada lingkungannya serta tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
Langkah-langkah pokok: menetapkan tujuan, mengadakan persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati.

- pengajaran pusat perhatian
Konsepsi: didasarkan pada pengajaran alam sekitar yang obyek-obyek pengamatannya dititik beratkan pada hal-hal yang menarik perhatian anak didik dan manusia pada umumnya dalam menjalankan perkembangan hidupnya.
Asas-asas: pengajaran alam sekitar, didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya, setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan, hubungan saling membutuhkan dan saling memberi arti, anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif, harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah.

- sekolah kerja
Konsepsi: lahir dalam kaitannya dengan aliran pendidikan sosial yang berkembang dari aliran pendidikan individual yang ekstrem dan pendidikan sosial yang ekstrem.
Dasar-dasar: anak aktif dan mandiri, anak sebagai pusat kegiatan, tidak mementingkan pengetahuan siap yang bersifat hafalan.
Macam-macam sekolah kerja: sosiologis, psikologis, sosiologis-psikologis, kepribadian.

- pengajaran proyek
Konsepsi: pengajaran itu harus aktif, ilmiah dan masyarakat.
Langkah-langkah: persiapan, kegiatan belajar, penilaian.

Empat konsepsi dasar dalam pendidikan:
- Perenialisme; sebagai suatu aliran dalam pendidikan bersifat keagamaan.
- Progresivisme; bahwa segala sesuatu tidak ada yang tetap, melainkan selalu mengalami perubahan.
- Esensialisme; menghendaki suatu keadaan atau tata tertib masyarakat seperti yang berlangsung dalam masa yang mendahului abad XX
- Rekonstruksionisme; mengehendaki semua dibikin baru dan semua dibikin berubah.

Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia:
- Perguruan Kebangsaan Taman siswa (Ki Hajar Dewantara)
Asas-asas: menjadi hak seseorang mengatur dirinya sendiri, pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka, pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain, pendidikan harus merata untuk seluruh rakyat, harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri dan menolak setiap bantuan, pendidik harus berhamba kepada san anak atas dasar sikap tanpa pamrih dan dengan hati yang suci.
Panca Dharma: dasar kemanusiaan, dasar kebangsaan, dasar kebudyaan, dasar kodrat hidup / kodrat alam, dasar kemerdekaan.
Corak pendidikan nasional (kemanusiaan, kebangsaan, kebudayaan) dan sistem among (kodrat hidup dan kemerdekaan)

- Ruang pendidikan INS
Tujuan:
- mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
- memberi pendidikan sesuai kebutuhan masyarakat
- mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
- menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung jawab
- berusaha dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan dari orang lain yang mengurangi kebebasan

Bidang-bidang kegiatan pendidikan INS:
- pendidikan ketrampilan
- pendidikan pertanian
- pendidikan karya seni
- pendidikan manajemen

Masalah-masalah pokok pendidikan :

Masalah kurangnya biaya untuk menyelenggarakan sekolah-sekolah, kurikulum yang tidak lagi sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terasingnya sekolah dari masyarakat, moral para guru merosot, masalah drop-out, masalah banyaknya anak yang tidak mendapatkan pekerjaan, masalah banyaknya anak yang tidak ditampung di sekolah-sekolah. (St. Vembriarto, 1981)

Banjir murid, langkanya sumber daya dan dana, biaya pendidikan yang semakin mahal, ketidak tepatan hasil pendidikan, serta kelambanan dan ketidak efisienan dalam penyelenggaraan sekolah. (P.H. Coombs, 1968)

Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air. (H. Zahara Idris, 1992)

Sejarah telah membuktikan bahwa dari masa ke masa peradaban masyarakat dunia selalu mengalami perkembangan. Dan pada dekade waktu yang terakhir ini laju perkembangan itu telah meningkat dengan pesat, terutama di negara-negara maju. Sebagaimana diketahui dalam kurun waktu yang relatif singkat, telah terjadi pergeseran dari era pertanian menuju ke era industri dan selanjutnya belum sampai proses pergeseran itu tuntas, telah disusul dengan pergeseran baru menuju era informasi dan era globalisasi. (Wahjoetomo, 1993)

Pada dasarnya manusia dapat belajar sendiri, tetapi mungkin hanya sebagian kecil saja yang berhasil mencapai tingkat pengetahuan dan kemampuan yang diminta. Maka pendidikan sekolah merupakan sarana yang efektif. (Wiranto Arismunandar, 1990)

Penggunaan teknologi baru dalam pendidikan akan membawa perubahan dan pergeseran dalam peranan guru di kelas. (Oteng Sutisna, 1977)

Masalah tenaga kependidikan merupakan masalah yang amat rumit karena menyangkut faktor-faktor: jumlah, mutu, distribusi menurut bidang studi, distribusi menurut wilayah, status serta imbalan maupun penghargaan terhadap jasanya ataupun pelayanan terhadapnya. (Tisna Amijaya, 1979)

Keadaan umum di lapangan kebanyakan guru belum profesional, mereka lebih banyak mengajar dengan pola tradisional, bersifat statis, kurang terbuka terhadap pembaruan atau inovasi, lambat berkembang dalam jabatan, sehingga menghambat peningkatan proses balajar mengajar. Oleh karena itu perlu diadakan usaha untuk melakukan pembaruan struktur pendidikan guru. (Ansyar & Nurtain, 1991)

a. Jenis Lingkungan PendidikanMengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis diatas, makalingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan yaitu
  1. Lingkungan pendidikan keluarga;
  2. Lingkungan pendidikan sekolah ;
  3. Lingkungan pendidikan masyarakat atau biasa disebut tripusat Oleh KI Hajar Dewantara lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan pemuda.
b. Hubungan Antara Lingkungan Pendidikan dengan Proses Pendidikan ManusiaSetiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalamketiga kegiatan pendidikan, yakni:
  1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
  2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
  3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

C. Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalaminteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang sau dengan lingkungan yang lain tidka mungkin untuk berdiri sendiri.Terdapat hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia.Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkunganmasayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolahsekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungansehingga terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikandan berkepribadian unggul.


Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

  1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
  2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
  3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggu baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamanasistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhioleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat.Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaiatripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhidiantara lingkungan pendidikan.



















B.Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal (sekolah) baiknyauntuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalaumemungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskankurikulum pendidikan.























DAFTAR PUSTAKA

Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Semarang. UPT MKK UNNES Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan . Jakarta:Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar