Selasa, 01 Januari 2013



BAB II
PEMBAHASAN
A.      PEMAKSAAN DI BOLEHKAN DALAM PENEGAKAN KEADILAN, TERLARANG DALAM PERKARA AKIDAH
Islam telah mendahului semua syariat dalam menetapkan prinsip kebebasan akidah di Negara Islam, yang terkandung dalam apa yang telah di tetapkan Islam dari hak asasi manusia dan kebebasan mendasarnya. Allah SWT berfirman : Tidak ada paksaan dalam agama ( Islam ), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. ( QS. Al –Baqarah (2):: 256 )
Masalah paksaan ini memasukkan sebagian politik dalam agama, sebab kepercayaan (iman ) yang merupakan dasar agama dan intinya merupakan sebuah ungkapan tentang ketundukan jiwa, dan mustahil ketundukan itu timbul dengan penekanan dan pemaksaan. Namun, ia akan timbul dengan keterangan dan bukti nyata serta pembedaan antara jalan yang benar dari jalan yang sesat, dan ini merupakan kaidah besar dari akidah – akidah agama Islam juga satu rukun yang besar dari rukun – rukun politik Islam.
Namun, ketika masalah pemaksaan ini di kaitkan dengan penegakan keadilan, kita dapati Al- Quran menetapkan kewajiban berlaku adil terhadap manusia sekalipun dengan menggunakan kekuatan. Allah SWT berfirman : Sesungguhnya kami telah mengutus rasul – rasul kami dengan membawa bukti – bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagi manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. (QS. Al-Hasis (57) : 25)
Dalam pemahaman ayat ini, Ibnu Taimiyah berkata: “ Maksud dari menguts para rasul dan menurunkan kitab-kitab, adlah agar manusia berlaku adil dalam menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak makhluk-Nya. Barang siapa yang menyimpang dari kitab-Nya, harus diluruskan dengan besi.”
                Oleh karna itu, kezaliman yang dilakukan oleh seoerang penguasa dalam syariat islam wajibdipertanggung jawabakan untuk mencegah kezaliman mereka kembali,sebagaimana yang di tunjukkkan oleh nash – nash alquran dan hadis – hadis rasullulah saw.perihal amar ma’ruf nahi mungkar,atau secara khusus perihal tugas pengawasan atas para pejabat sebagai pelaksana kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar yang merupakan tujuan semua kewenagan islam.
Antara membuang jauh pemaksaan dan tidak mempergunakan kekuatan dalam perkara agama juga dalam akidah dan dakwahnya,serta tidak memaksa dan tidak mempergunakan kekuatan yang merupakan dasar pondasi sariat, dan antara anjuran  mempergunakan kekuatan dan besi  dalam menghadapi kezaliman yang dilakukan oleh penguasa atau para operaturnya, serta kewajibab mengubah kemungkaran semanpunya sebagai fardu kifayah bagi masing – masing individu rakyat, dan sebagai fardu ain bagi orang – orang yang mampu diri mereka dan orang – orang yang bertugasmelakukan pengawasan atas para pejabat, ada sesuatu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar